Masih segar diingatan ketika ayah dapet tawaran kerja di Malaysia setahun lalu, masih inget banget ekspresi ayah ketika menerima kabar itu...campur aduk antara seneng, bangga, antusias. Ya, tawaran itu tidak datang begitu saja, pasti melewati proses panjang untuk menggapainya, entah itu dari pekerjaan2 besar maupun pekerjaan2 kecil yang ayah upayakan. Tidak ada pikiran lain selain BERANGKAT menyongsong masa depan yang menjanjikan.
Bunda tahu, ini impian ayah, bisa go internasional, bisa bertemu dengan luasnya dunia IT, dan bisa mendapat salary diluar batas impian. Tapiiiiii ada hal yang mesti dikalahkan untuk itu semua, yaitu berpisah dengan bunda dan Raka. Berbagai cara sudah dirancang untuk mengatasinya, mulai dari kapan telpon, kapan vidoe conference, kapan ayah pulang, kapan bunda & Raka jalan-jalan ke sana, dll. Tapi entahlah semua itu tidak bisa menjamin dan membuatku yakin akan keputusan itu.
Raka masih 4 bulan waktu itu, bunda berdoa dan mohon petunjuk padaNya, merenung, dan akhirnya bunda berkeputusan untuk TIDAK BERANGKAT. Banyak sekali pertimbangan, banyak sekali pemikiran, saran dari orang tua, saran dari sahabat, semua sudah bunda rangkum menjadi satu keputusan itu. Ayah kecewa dengan keputusan itu, tapi dengan segala penjelasan yang bunda punya, akhirnya ayah setuju dan dengan senang hati melepas kesempatan itu.
Hari ini, kami berkumpul disini, dengan rejeki yang tidak pernah surut meskipun masih jauh dari salary yang pernah ditawarkan. Tapi salary itu tidak sebanding dengan utuhnya keluargaku, dengan setiap tawa canda, semua detail proses pembelajaran berumah tangga, dan masih banyak lagi. Apalgi melihat kedua jagoanku setiap malam ada disampingku, mereka memelukku erat. Ahhhh indahnyaaaaa :D
Yaaa keputusan itu terbaik dan terbenar untuk saat ini dalam hidupku, ketika melihat Raka bertumbuh dengan model ayah bunda yang selalu bersamanya. Melihat ayah dan Raka menjadi team yang solid dalam ngerjain bunda, dalam sepak bola, dalam tawa canda, dan dalam banyak hal lainnya. Apalagi saat ini Raka mulai memperhatikan setiap gerak gerik ayah. Semua hal dia pengen bisa seperti ayahnya yang setiap hari dilihatnya.
Hidup memang pilihan dan selalu ada konsekuensi dibalik keputusan itu, tinggal bagaimana kita menyikapi pilihan & konsekuensi itu.
2 komentar:
hi bunda raka...salam kenal ya...
sedang blogwalking...ketemu tulisan bunda raka...wow..hebat ya..bisa ambil keputusan yg bagus...insyaAllah memang yang terbaik buat anak, ya bu... =)
Halow mba Sinta
makasih ya udah mampir :)
terima kasih, semoga ini yang terbaik untuk kami mba. amin.
Posting Komentar